Sabtu, 03 Januari 2015

GOOD WILL HUNTING

REVIEW FILM
“GOOD WILL HUNTING”

 helllooooow~ mungkin untuk kaliaan pecinta film atau mungkin anak psikologi sudah tidak asing lagi dengan film ini, yupp good will hunting merupakan film yang diperan oleh Matt Damon (Will Hunting) dan Robbin Williams (Sean Maguire) ini telah memperoleh beberapa penghargaan pada masanya. kali ini saya akan mereview film ini, kira-kira teknik konseling apa yang digunakan yaa.. Cekidoottt~


PEMBAHASAN
Will Hunting memiliki kepribadian yang sangat introvert, tertutup dengan orang lain, tidak mau kemampuan dan masalahnya diketahui oleh orang lain. Ini terlihat ketika Profesor Lambeau menghampiri Will saat Will ketahuan sebagai orang yang memecahkan persoalan matematika yang diberikan Prof. Lambeau kepada mahasiswanya. Will juga berbicara dan berperilaku kasar. Will sering terlibat perkelahian, menggunakan kata-kata kasar ketika berbicara dengan orang lain. Serta will juga pemberontak dan agresif, hal ini dapat dilihat ketika will bertengkar dengan pacarnya yaitu Skylar, Sifat agresifitas Will sangat terlihat, serta ketika will membela dirinya ketika dipengadilan. Will tidak suka menuruti aturan hukum yang ada dalam masyarakat. Terbukti dengan deretan daftar kejahatannya yang cukup banyak ketika di pengadilan.
Hubungan Konselor dengan Klien
   1.      Konselor pertama bernama henry, henry memancing will untuk membicarakn masalah yang sdang dialami will, namun will menjawab setiap pertanyaan yang diberikan henry dengan mengucapkan kata-kata yang memancing emosi henry. Konselor tersebut akhirnya terpancing emosinya dan tidak mau lagi menangani will dan mengatakan bahwa will benar-benar gila.
   2.      Konselor kedua bernama Rick, Rick menggunakan metode hipnotis agar will mau menceritakan permasalahannya, namun ketika proses konseling sedang berlangsung will ternyata berpura-pura telah terhipnotis dan mempermainkan konselor tersebut. Akhirnya Rick marah dan tidak mau lagi menangani kasus will.
   3.      Konselor ketiga sean Maguire, Merupakan teman dari prof. Lambeau pada saat masih berkuliah dulu.
a.       Sama seperti konselor-konselor yang lainnya, pada pertemuan pertama will memancing emosi sean dengan menjelek-jelekkan istrinya yang membuat sean tak tahan lagi dan akhirnya meluapkan emosinya dan mencekik leher will. Namun bereda dengan konselor lainnya, sean masih bersedia untuk melanjutkan proses konseling tersebut.
b.      Pada pertemuan kedua, sean mengajak will utuk ketaman. Pada saat berada di taman sean menceritakan kisah hidupnya kepada will, bagaimana dia berusaha tegar ketika mengurus istrinya yang sakit, menghadapi kematian temannya didalam pelukannya dll. Ketika mendengar itu will hanya terdiam, kemudian sean berkata “untuk mengenal dirimu tidak hanya sekedar membaca novel, tapi kau harus bercerita kepadaku sehingga aku bisa mengerti”, kemudian sean berkata lagi “semua terserah padamu” lalu meninggalkan will ditaman sendiri,
c.       Pada pertemuan ketiga will dan sean hanya berdiam diri hingga satu jam waktu konseling berlalu. Sean tidak mau memaksa will untuk berbicara sampai dia ingin berbicara dengan sendirinya.
d.      Pada pertemuan keempat, pada awalnya will hanya berdiam diri sam seperti sesi konseling sebelumnya. Pada saat sean hampir tertidur akhirnya will mau bercerita, will ercerita tetang kisah percintaannya bersama skylark dan menunjukkan bahwa dia merasa tidak percaya diri dihadapan kekasihnya tersebut.
e.       Pada pertemuan kelima, sean menceritakan kisah awal pertemuannya dengan istrinya nancy, dan betapa ia mencintai istrinya dan tidak sedikitpun merasa menyesal telah melalui hari-harinya dengan mengurus istrinya yang sakit
f.       Pertemuan keenam, will menceritakan ketidaksukaannya terhadap pekerjaan ditawarkan oleh prof. Lambeau, kemudian sean bertanya tentang soulmate  yang dimiliki oleh will, ketakutan-ketakun will dalam melangkah maju karena semua yang ia lihat adalah hal negatif, dan memberitahu will bahwa banyak yang dapat ia lakukan sesuai dengan minat dan yang keinginanya. Kemudian sean menanyakan apa yang will ingin kan dan will menjawab “pengembala” yg akhirnya membuat sean marah dan mengusir will karena mendapat taggapan yang tidak serius.
g.      Pertemuan ketujuh, merupakan pertemuan terakhir yang mana pada akhirnya diketahuilah segala penyebab perilaku will selama ini, dengan melakukan teknik proyeksi dengan menceritakan pengalaman sean sendiri dan beberapa kliennya yang mengalami kekerasan pada masa lalu yang akhirnya membuat will bersedih dan menyalahkan dirinya  bahwa ia memang pantas untuk disalahkan dan pantas untuk dihukum, sean pun menenangkan will dan mengatakan berulang-ulang bahwa itu bukan salah will. Akhirnya will pun menyadari itu dan mulai merasa percaya diri, will akhirnya menerima bekerja di badan keamanan nasional AS dan menyusul skylar ke California.

Teknik Konseling yang digunakan
   Dalam film Good Will Hunting, Sean Maguine menggunakan jenis konseling individual. Hal tersebut dapat dilihat ketika sean melakukan konseling didalam ruangan kerja yang hanya terdapat sean dan will sebagai konselor dan klien. Sean juga meminta prof. Lambeau dan asistennya keluar ketika hendak melakukan konseling pertamanya.

Melihat dari alur konseling yang dilakukan, sean menggunakan pendekatan humanistik dalam melakukan konselingnya terhadap will. Dalam pendekatan yang berorientasi pada person centered therapy ini, manusia dipandang sebagai mahkluk yang dilahirkan dengan pembawaan dasar yang baik, konstruktif, rasional, sosial, berkeinginan maju, realistis, memiliki kapasitas menilai diri dan mampu membawa diri untuk bertingkah laku sehat dan seimbang serta cenderung melakukan aktualisasi diri. Dengan demikian setiap orang dipandang mampu memecahkan masalahnya sendiri.

Dalam hal ini konselor atau terapis hanyalah sebagai fasilitator yang membantu klien dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. Oleh karena itu konselor atau terapis harus memiliki sifat dan sikap seperti : ketulusan untuk menolong, terbuka atas perasaannya sendiri, empati, menghargai tanpa syarat, menerima penuh diri klien, realness dan otentik (tanpa kepura-puraaan). Hal tersebut dapat dilihat pada diri sean selaku konselor, sean memiliki ktulusan dalam menolong will, terbukti ketika sean bertengkar hebat dengan prof. Lambeau ketika membela will bahwa will harus disembuhkan secara total dan menentukan apa yang ia inginkan tidak hanya mengenai penelitian matematika semata yang diinginkan oleh prof Lambeau. Terbuka atas perasaannya sendiri, hal ini dapat dilihat ketika sean mau menceritakan tentang kisah hidupnya kepada wi, bagaimna ia sangat mencintai instrinya dan tak pernah menyesal pernah berjumpa dengan istrinya. Menerima penuh diri klien, sean sangat menghargai will sebagai kliennya bahkan ia menganggap will sebagai keluarganya sendiri dan walaupun proses konseling telah selesai sean teta bersedia menjadi teman will.